Sabtu, 31 Mei 2014

Make Up of the Day!

Jarang-jarang gue ngepost selfie gue selain di Instagram. Mumpung selfienya oke dan gue mau sedikit pamer ngejelasin produk apa aja yang gue pake, gue post selfie gue di sini ya.




Products used:

Base
Mixa Crème Visage pour Peau Sensible
Garnier Ambre Solaire Sensitive Expert SPF 50+
Maybelline Clear Smooth BB Cream
Maybelline Clear Smooth All In One Compact Powder

Eye
Wardah Eye Shadow G
L'Oreal Super Liner Perfect Slim Intense Black
Yves Rocher Volume Vertige Mascara

Lips
Neutrogena Lip Balm
Kiko Unlimited Stylo Lipstick no. 5 (Orange) and 9 (Baby Rose)

BB Cream cuma gue pake di lingkaran mata demi menyamarkan si mata panda yang lagi parah-parahnya. So you can see my acne scars on my face, hahaha. Tumbenan make up rada berat kayak gini soalnya lagi... pengen aja.

See you on the next posts, people.


Kiko Cosmetics Review

Kiko Cosmetics adalah brand make up Eropa yang merupakan anugerah untuk para mahasiswi doyan dandan yang kantongnya nggak seberapa tebel. Untuk yang lebih tebel mungkin biasa main ke Sephora, Réserve Naturelle, atau Yves Rocher, tapi untuk kami, Kiko adalah sejenis penyelamat.


Kiko adalah merek make up asal Itali, lebih tepatnya dari Milan. Gerai Kiko di Grenoble baru dibuka belum lama setelah gue sampe di Grenoble. Ketika gue lagi ngobrol dengan anak-anak Indo lain tentang lipstik yang oke tapi murah, Mbak Maureen merekomendasikan lipstik Kiko yang range harganya dimulai dari hanya 4 euro. Kaget? Jelas, karena gue cuma tau lipstik-lipstik di Sephora yang harganya 10 euro ke atas. Jadilah lipstik adalah produk pertama yang gue beli dari brand make up ini.

Jenis lipstik yang gue beli adalah Kiko Ultra Glossy Stylo yang varian warnanya bisa dilihat di bawah ini:


Gue beli yang nomor 806 (Tangerine), yang warna oranye muda banget yang bikin bibir gue berkesan muda dan natural. Kekurangan lipstik ini buat gue adalah warnanya nggak nempel seberapa lama dan nggak seratus persen meng-cover bibir gue yang cenderung gelap. Tapi untuk pemakaian sehari-hari, lipstik ini oke banget. Sayang gue nggak bisa ngasih foto lipstik yang gue punya karena lipstik gue penyet dan udah nggak berbentuk (karena kebodohan gue nutup tanpa sadar kalo lipstiknya belom diputer sampe habis masuk), ditambah lagi logo Kikonya udah pudar.

Produk kedua yang gue beli dari Kiko, sekian bulan setelah si lipstik adalah kuteks, Kiko Nail Lacquer yang menyediakan lebih dari 40 shade warna.

Gue beli warna pink super muda (karena kuteks hitam The Face Shop gue kayaknya nggak habis-habis dan gue bosen sama kuteks ini) yang sangat unyu dan yummy dan sekilas nggak gitu kelihatan kalau dipakai. Habis itu gue juga beli yang warna merah darah. Sebenernya yang merah ini mau dikasih ke Nyokap, tapi karena nggak tahan akhirnya gue 'cicip' dulu dikit. Ini penampakan produk dan hasilnya:



Kuteks ini teksturnya cair banget, gampang beleber ke mana-mana pas diaplikasikan. Tapi hasil akhirnya sangat memuaskan karena teksturnya kelihatan rata, bikin berantakannya nggak terlalu kelihatan. Apalagi dia tahan lama, udah gue pake nyuci baju dan nyuci piring sekalipun nggak gampang rontok kayak kuteks-kuteks lainnya.

Lanjut, karena maskara waterproof Maybelline Cat Eyes yang gue bawa dari Indo udah kadaluarsa, akhirnya gue pakai maskara Yves Rocher Volume Vertige yang gue dapatkan secara GRATIS dari Yves Rocher alih-alih bayar 18 euro. ALHAMDULILLAH =))



Sayangnya maskara ini nggak anti air, ketika udara mulai panas kayak sekarang, kalau udah pakai seharian suka luntur sedikit di kelopak mata bawah gue. Gue akhirnya memutuskan untuk beli maskara anti air. Kebetulan banget, bulan Maret kemarin Kiko ngadain sale maskara, dari yang harganya 7,9 euro dipangkas jadi separo, cuma 3,9 euro. 

Pilihan gue akhirnya jatuh pada Kiko Luxurious Lashes Waterproof Mascara. 



Berhubung gue selalu cari maskara yang sikatnya nggak terlalu rapet, gue akhirnya memilih maskara ini. Hasil akhirnya pun memuaskan, nggak menggumpal dan kelihatan super natural.

Item teranyar yang gue beli adalah kedua lipstik dari seri Unlimited Stylo. Pencarian gue akan lipstik warna peach sempurna yang tahan lama dan full coverage belum berakhir dan ketika gue lihat seri baru lipstik ini, gue langsung jatuh hati.


Yang pertama gue beli adalah yang sebelah kiri, yang warna oranye nyala. Awal pertama lihat warna lipstik ini gue langsung jatuh hati karena gue emang lagi nyari lipstik warna oranye.

No. 5 (Orange)

Lipstik warna oranye ngejreng ini gue pilih demi persaingan melawan tren lipstik merah menyala yang dikobarkan para Parisian di kalangan anak PPI.

Well, nggak juga sih. Ini teu bercanda.

Awalnya gue pede-pede aja pake warna oranye ngejreng begini, tapi setelah kena ledek Nyokap di Skype (katanya gue kayak tante-tante T___T) gue akhirnya memutuskan untuk beli yang warna pink muda untuk menyeimbangkan/melembutkan warna oranye menyala ini.

No. 9 (Baby Rose)


Swatch paling atas: Baby Rose. Tengah: Orange. Bawah: campuran yang biasa gue pake

Berkat ilmu campur mencampur lipstik yang gue wariskan dari Nyokap, gue akhirnya mendapatkan hasil akhir warna peach yang kadar warnanya bisa gue atur sendiri dari hasil gabungan dua lipstik ini.

Tekstur lipstik seri ini, meski full coverage, nggak sekering lipstik tipe matte yang biasa. Teksturnya creamy abis dan nggak terlalu bikin bibir kering. Tapi karena bibir gue jadi kering kerontang di sini, gue selalu pakai lip balm Neutrogena gue sebelum pakai lipstik.

Yang gue paling suka dari lipstik seri ini adalah resistensinya. Lipstik yang seri Ultra Glossy Stylo bisa ilang cuma dalam dua sampe tiga jam, tapi yang ini bisa tahan sampe lima jam. Abis makan pun masih ada bekasnya meski agak pudar (tergantung frekuensi lo ngelap mulut pas makan juga sih).

Untuk ke depannya, rencananya gue akan menambah koleksi produk Kiko gue dengan Compact Powder dan eyeliner (in case eyeliner super-mahal-hasil-kecelakaan L'Oreal gue udah abis). Mungkin juga produk untuk ngebenerin alis - kalau gue udah dapet revelasi untuk merapikan alis gue yang acak-acakan setengah modar.

Kiko untuk saat ini belum masuk Indonesia sih, tapi kalau suatu saat produk ini masuk Indonesia atau ada yang berminat beli saat lagi di Eropa, gue harap review gue cukup membantu untuk kalian.


Basic Skin Care Edition: Hijrah!

Setahun nggak ngepost? Cincai. Bukan masalah besar. Ngaku punya beauty blog tapi isi cuma satu review produk? Nggak ngaku juga sih, gue malah tadinya lupa kalo gue punya blog ini =w=

Jadi ceritanya postingan kali ini udah berselang setahun sejak gue bikin blog ini. Mungkin untuk yang belum tahu, gue kuliah di Prancis sejak September tahun lalu, lebih tepatnya di kota pelajar di kaki pegunungan Alpen; Grenoble.

Thinking that French weather makes your skin a lot better than Jakartan weather? Hell no.

Singkat kata, sejak gue tinggal di sini, kulit gue hancur minah.

Mungkin karena perbedaan kelembaban drastis antara udara Tangerang-Jakarta yang super lembab dengan udara sini yang kering kerontang, kulit gue yang cukup sensitif langsung bereaksi. Hasil: jerawat di mana-mana. Ditambah lagi uang saku bulanan gue nggak cukup untuk beli berbagai produk perawatan yang mumpuni buat menyelamatkan kulit gue.

Awal sampe di sini, untuk pelembab gue pake Nivea Crème yang super standar, yang bisa ditemuin di segala sudut dunia mulai dari Jerman, Prancis, Arab, sampe Indonesia:


A huge mistake. Krim ini terlalu berat untuk kulit muka yang cenderung lebih sensitif, ngeblok pori-pori dan bikin kulit gue jerawatan, berminyak luar biasa, dan komedo menumpuk. Setelah sekitar sebulan pemakaian akhirnya gue memutuskan untuk berhenti dan mengganti pelembab muka gue dengan krim Mixa untuk kulit sensitif, hasil rekomendasi dari temen gue. (Berbulan-bulan setelah itu, gue baru sadar kalo Nivea Crème ini jauh lebih ampuh kalau dipakai untuk hand and body lotion, bahkan lebih ampuh dari lotion Mixa yang tadinya biasa gue pakai).

Krim Mixa ini super enteng dan bener-bener melembabkan, apalagi di musim dingin yang keringnya minta ampun. Cocok untuk hampir semua jenis kulit dan bisa diaplikasiin di badan juga. Sampe hari ini krim ini masih gue pake tiap kali ke luar rumah karena kulit gue yang tadinya kombinasi cenderung berminyak jadi cenderung kering di sini, pengecualian untuk daerah T. Yang paling parah adalah area di sekitar mulut yang bisa kering kerontang dan jadi mengelupas mengerikan. Perih, pula.

Selama musim dingin, perawatan kulit yang paling dibutuhin emang pelembab, tapi ketika matahari udah muncul lagi, jelas kalau kita butuh krim tabir surya. Kebetulan krim tabir surya yang gue pake adalah uhuk warisan uhuk dari temen gue yang udah pulang ke Indo. Produknya Garnier, mengandung SPF50 dan perlindungan dari UV A dan UV B, sekali lagi untuk kulit sensitif.


Untuk bedak, gue masih pake bedak Maybelline Color Smooth All In One yang gue bawa dari Indonesia - yang gue juga heran kenapa nggak abis-abis sampe sekarang. Tapi kalau udah habis nanti gue berencana untuk ganti ke bedak kompek dari merek Kiko (gue akan bikin postingan khusus tentang kecintaan gue pada produk-produk Kiko).

Beralih dari kulit, gue bakal ngebahas perawatan bibir. Seperti yang kita tau, di iklim kering begini, bibir kita gampang banget terpengaruh. Bibir kering nggak cuma nggak enak dilihat, tapi juga bikin sakit, apalagi kalau udah ngebelah dan berdarah saking sakitnya.

Awalnya dengan polosnya gue masih pake lip balm Maybelline Baby Lips yang gue bawa dari Indo, tapi setelah tiga minggu gue sadar bahwa lip balm ini nggak ngefek sama sekali, gue akhirnya pake tester lip balm L'Occitane yang gue dapet dari pouch gratisan L'Occitane punya bokap gue.

Jujur aja lip balm ini dewa banget. Sekali pake langsung lembab abis. Tapi sayangnya setelah tester gue yang cuma 2,5 gram habis dalam sebulan, gue nggak sanggup untuk beli lagi karena untuk sebatangnya gue harus merogoh kocek sebanyak 6 euro. Beuh. Gue akhirnya, berdasarkan saran temen-temen gue, beralih pada lipbalm Être Bien dari Parashop yang sebatangnya nggak sampe 2 euro.

Maaf nggak ada foto yang lebih oke UwU

Lip balm Être Bien ini, meski nggak seoke yang L'Occitane, cukup oke untuk ngejaga bibir dari kekeringan. Wangi vanilanya juga enak. Cuma gue kurang suka hasilnya setelah diaplikasiin karena jadi terlalu berminyak dan bibir gue kelihatan terlalu basah, ditambah lagi bikin lipstik jadi nggak terlalu nempel di kulit. Setelah lip balm ini habis, gue akhirnya beralih ke lip balm Neutrogena.

Lip balm yang ini masih gue pake sampe sekarang dan nyaris seoke yang L'Occitane. Kurangnya, efeknya nggak bertahan terlalu lama dan harus diaplikasiin ulang secara berkala. Tapi efek repairingnya itu luar biasa, bibir yang udah kering kerontang bisa selamat pake lip balm ini. Secara keseluruhan gue lebih suka pake yang ini daripada yang Être Bien.

Dari bibir kita lanjut ke perawatan umum muka, yang paling dasar: sabun cuci muka. Pertama nyampe, gue pake sabun cuci muka yang mereknya paling familiar buat gue, Nivea. Gue pake Nivea Mousse Nettoyante yang ini:

Sebenernya sih produk ini oke, cuma berhubung kulit gue yang sepertinya ditakdirkan untuk berjerawat luar biasa di sini, jerawat mulai dari yang cuma seperintil sampe yang batu tetep muncul dan bikin gue stres dan akhirnya memutuskan untuk ganti sabun cuci muka. Gue lalu ganti ke Neutrogena Skin Stress Control dengan harapan bisa mengurangi jerawat yang muncul.

Sialnya, produk ini mengandung scrub dan sejak dulu kulit gue nggak pernah cocok untuk pemakaian scrub untuk sehari-hari. Jadilah jerawat gue makin parah dan mengerikan. Pas produk ini habis, gue dikasih produk Neutrogena lain sama temen gue, yang Deep Clean Nettoyante/Masque, jenis yang nggak ada scrubnya dan bisa jadi masker ketika diaplikasiin langsung tanpa dijadiin busa.


Awalnya pakai ini jerawat gue lumayan berkurang, tapi karena gue sempet mengalami periode stres berat, jerawat gue kembali muncul. Gue akhirnya memutuskan menyerah dalam pencarian sabun cuci muka yang tepat dan memutuskan untuk kembali ke yang paling basic: Dove Beauty Cream Bar.


Produk yang juga bisa ditemuin di seluruh sudut dunia ini gue pake sejak awal Mei dan nggak bikin muka gue kerasa ketarik-tarik kayak si Neutrogena Deep Clean, nggak juga bikin kulit kering. Bener-bener cuma membersihkan. Gue pribadi sih ngerasa kalo kulit gue jadi lebih lembut setelah pakai ini.

Di samping sabun cuci muka, untuk pembersih make up gue pake produk Gemey Maybelline Démaquillant yang ampuh untuk menumpas maskara waterproof paling bandel sekalipun dan mengangkat semua sisa bedak.



Tapi berhubung gue di sini jadi sering pakai maskara biasa yang nggak waterproof, gue juga pake Mixa Eau Nettoyante Apaisante untuk ngebersihin make up sebelum cuci muka.



Untuk rambut, karena gue berhijab, sampo anti ketombe masih jadi andalan gue. Awalnya gue pake sampo abal-abal yang paling murah di Carrefour saking ngiritnya, tapi ketombe gue malah menggila. Gue akhirnya beralih ke Head and Shoulder, tapi karena bikin rambut gue kering dan rontok, akhirnya gue ganti ke sampo L'Oreal Anti Dandruff.


Meski agak mahal (4,5 euro sebotol!), seenggaknya sampo ini bikin kulit kepala gue nyaman dan rambut gue tetep se-fabulous biasanya (meski nggak ada yang lihat juga).

Yap mungkin cukup sekian untuk curcol gue tentang perawatan selama di sini. Maaf kalau kepanjangan, semoga membantu para wanita Indonesia yang akan bertarung dengan segala perbedaan iklim dari di Indo ke sini. See you on the other posts!